??? sungguh membuatku cukup gugup, dalam hati
bergumam “ada apa?”
Mata yang tadinya menatap biasa menjadi tak
biasa, “ouh ternyata”. Berusaha hati ini menenangkan diri sendiri. Iya, cukup
saya sendiri.
Aku turuti sedikit demi sedikit instruksi-instruksi
itu, membuatku terus menelusuri setiap liku-liku pertanyaan abstrak. Akhirnya aku
temukan sedikit demi sedikit jalan setapak menuju kejelasan. Ok, tak apalah aku
ikuti memang toh sudah menjadi kewajibanku.
Tuntunan dan tuntutan akhirnya membawaku ke
dalam sebuah tempat perkumpulan elit yang entahlah sungguh tanpa ada satu
senyum pun yang cukup membuatku tenang. Inikah? Aku baru mengerti.
Satu persatu, terombang-ambing dan cukup hati
merasa runtuh. Ini juga rasanya ditampar dan dipukul berkali-kali.
Duduk dan menunduk sudah aku pilih hingga tiba
saat itu aku harus menegakkan daguku. Kudengar, terus kudengar setiap rangkaian
kata yang kudengar. Masih saja otak ini mencoba memilah apa yang harus kucerna.
Nada tinggi dan penekanan sepertinya sudah cukup biasa kudengar, tapi kali ini
benar-benar suatu pukulan yang keras. Jawaban-jawaban yang ingin aku sampaikan
namun ternyata sudah terkunci rapat, pertanyaan-pertanyaan tajam tanpa ada
penjelasan terus menghujan dan menerka.
Mmm mungkin, iya masih mungkin aku memang cukup
mendengar. Posisiku saat ini tanpa ada kejelasan yang jelas sungguh membuat
dilema-dilema baru. Hancurkan saja aku, biarkan jika memang sebaiknya seperti
itu. Pilihan ini menjadi pilihan yang kupilih dan berharap pilihan ini akan memilih
suatu saat nanti.
Komentar