Siang hari, Annida mengayuh sepeda sekuat tenaga. Dia ingin ingin sampai rumah.
“huft,, panass banget,” keluhnya.
Memang hari ini matahari bersinar begitu terik. Namun tiba-tiba srreeettttt… Annida menarik remnya dengan sekuat tenaga.
“astaghfirullah, buku catatanku ketinggalan”. Annida teringat bahwa buku catatannya teringgal di tempat fotocopy. Terpaksa dia harus mengayuh sepedanya ke arah sekolah lagi.
Setelah mengambil buku catatannya, Annida langsung pulang. Sesampainya di rumah dia langsung menuju kamarnya. Annida langsung menghempaskan tubuhnya di kasur empuknya. Tiba-tiba terdengar suara kakaknya linda.
“Annida!! Kebiasaan.. sepatu langsung taruh di rak sepatu, jangan taruh depan pintu.”
Annida yang kecapekan hanya menoleh dan melanjutkan tidurnya. Satu jam kemudian Annida baru beranjak dari kamarnya dan keluar untuk cuci tangan. Annida adalah seorang yang sangat pelupa, sehingga dia lupa menutup keran air.
Tiba-tiba ibu Annida datang dan mengomel. Annida dinasehati oleh ibunya ataupun keluarganya yang lain sudah berulang kali. Annida sangatlah pelupa, tak hanya itu dia mempunyai kebiasaan buruk karena penyakit lupanya itu. Mulai dari menutup pintu, melipat selimut, menutup keran, menaruh sepatu di rak, dan lain-lain.
Meskipun sudah dinasehati berulang kali, tidak ada perubahan pada diri Annida. Annida sendiri tidak berusaha untuk merubah kebiasaan pelupanya tersebut.
Keesokan harinya ketika Annida bangun tidur, dia membaca tulisan yaitu “lipat selimut”. Annida heran, siapa yang telah menempelkan kertas tersebut di dinding kamarnya. Annida berpikir cukup lama berusaha mengingat kalau saja dia yang membuatnya. Kemudian ketika Annida keluar kamar, Annida membaca lagi tulisan di pintunya, “tutup pintu”. Annida semakin terheran-heran. Kemudian Kak Linda tiba-tiba mendatangi Annida dengan membawa buku kecil mungil di tangannya.
“sengaja kertas-kertas kutempel mulai dari kamar, pintu, dinding dapur, kamar mandi. Dan ini catatan kecil, catat apa saja yang perlu dicatat”.
Annida hanya mengangguk setuju dengan kak Linda. Awalnya Annida merasa malas untuk menulis janji ataupun hal lain di buku catatannya. Namun, setelah beberapa hari Annida merasakan manfaatnya. Annida mulai teratur dalam melakukan sesuatu. Setelah beberapa minggu, sifat pelupanya tersebut berangsur-angsur menghilang. Dan pada akhirnya Annida sudah tidak memerluka kertas-kertas yang tertempel di rumahnya, namun Annida merasa masih membutuhkan catatan kecil sebagai pengingat kegiatan-kegiatannya.
Komentar