Kali ini aku ingin menuliskan tentang fakta yang aku
alami sendiri, *kalimat ini hanya mempertegas bahwa ini tentangku
Pengalamanku di dua tempat yang menurutku sangat jauh
berbeda. Berawal dari pemikiranku yang dangkal dan penuh kebingungan. Istilah-istilah
baru, pembahasan baru, ilmu baru, ah apalah itu bahkan aku selalu kehilangan
waktu untuk sedikit saja memahaminya. Dengan membawa pemikiran kanak-kanakku,
kupaksa otak ini bekerja lebih keras dari biasanya. Berat, iya itu yang aku
rasakan. Beratnya di batok kepalaku ini jelas mengimbas ke bagian-bagian yang
diaturnya. Mata jelas setiap malam aku menangis, pundak ini sungguh lelahh,
jari jemari ini selalu bekerja, entah apa yang selalu diketiknya.
Otak ini yang tanpa hentinya bekerja lebih dari biasanya,
sepertinya sudah menjerit kesakitan. Paksaan berpikir ini, menerima semua
hal-hal asing ini. Namun sehari, sebulan, setahun ada 1 hal yang aku sadari. Pemikiran
di tempat ini sudah menular ke dalam saraf-saraf di otakku. Aku sadar saat aku
di zona lain, zona yang aku anggap lebih asing dari sebelumnya, tidak lupa
dengan segala keanehan dan keluguan tempat ini. Mungkin karena aku sudah
terbawa zona yang di sana. Iya, bukan mungkin! Memang benar, dan aku bangga.
Menjadi berbeda dan terlalu berbeda itu sangat
menyenangkan. First impression yang aku bentuk agaknya masih manjur
sampai hari ini. Aku masih menjalani ini semua, 1 tempatku menyerap pemikiran
kritis mereka dan 1 lagi menjadi tempatku mempraktekkan langsung pemikiran
kritisku. Tapi sekeras apapun usahaku untuk masih seperti pemikiran mereka,
pada akhirnya luntur juga di tempat ini. Setiap hari, semakin aku merasa ada
yang hilang. ‘aku tidak berkembang’. Ya, itu kalimat pertama yang muncul di
tengah perenunganku. Mungkin kesalahan ada pada diriku sendiri? Atau mungkin
lagi memang tempat ini yang salah? Tentu, sisi dalam diriku memilih kemungkinan
kedua. Namun berulang kali aku berusaha tidak memercayai kemungkinan itu.
Sampai saat ini masih seperti kemarin, aku masih mencoba
menemukan pemikiran yang telah hilang dari otakku. Mencoba kembali mencerna
makna dari semua yang telah aku lakukan dan yang tidak aku lakukan. 1 hal yang
pasti, berpikir bukan pilihan bagiku tapi suatu keharusan.
Komentar