Langsung ke konten utama

Archetypes Carl Jung


Archetypes adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsur emosi yang besar. Bagian dari collective unconscious.
Macam Archetypes:
1.       The Shadow, merupakan archetype yang berasal / mirip dengan konsep id dari Freud. Shadow adalah sisi rendah dari personality, sisi rendah dari manusia yaitu emosi alami dan terlalu tidak menyenangkan untuk diungkap. Seperti halnya id, shadow adalah bagian primitif dan hitam dari manusia.
Jung percaya bahwa shadow adalah masalah moral untuk ego karena hal tersebut mungkin menolak kontrol moral.
2.      Anima and Animus
-          Anima: woman in man.
ð  Faithlessness ketidaksetiaan, sentimentality, dan resentment.
-          Animus: man in woman.
ð  Argumentativeness, opinionation, dan insinuation (sindiran).
Sisi positif dari Anima dan Animus yaitu pada anima akan memberi man rasa keterkaitan dengan orang lain dengan lebih baik, halus. Sedangkan animus membantu perempuan memahami  sekelilingnya.
                Persona, ada kemiripan dengan konsep superego dari Freud. Merupakan mask yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terdapat kebutuhan-kebutuhan archetypal sendiri. Tujuannya yaitu menampilkan impression pada orang lain, tetapi tidak selalu menampilkan persona.
                Kaitannya dengan Shadow, bahwa shadow adalah sisi kelam dari manusia yang biasanya akan ditutupi dengan persona karena adannya moral, tradisi, dan atau kebiasaan dari masyarakat.
Dream as Messages from a Wise Unconscious
                Carl Jung tidak membedakan antara manifest dan latent seperti yang dilakukan Freud. Menurut Jung, gambaran mimpi adalah mimpi itu sendiri dan mengandung arti dari seluruh mimpi. First type of message, makna dari mimpi sering berlawanan dari pengalaman sadar seseorang. Second, mimpi sebagai ramalan kejadian masa depan / akan datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSPEKTIF BEHAVIORAL

Psikologi merupakan ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu (Branca, 1964; Morgan, dkk., 1984; Sartain, dkk., 1967; Woodworth dan Marquis, 1957). Perilaku menurut B. F. Skinner (1904) adalah hasil dari rangsangan antara stimulus dan respon pada diri seseorang. Dalam psikologi terdapat lima perspektif utama tentang perilaku manusia, salah satunya adalah perspektif behavioral, kekuatan lingkungan ( the power of the environmental ). Sebagaimana diketahui perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Namun demikian sebagian terbesar dari perilaku organisme itu sebagai respon terhadap stimulus eksternal (Prof. Dr. Bimo Walgito, 1978:13). Dua perspektif dalam memaknai perilaku (behavior) yaitu 1) Perspektif yang pertama, keseluruhan bentuk respon individu terhadap stimulus (lingkungan),...

SPIRITUAL INTELLIGENCE

       Kecerdasan dalam Bahasa Inggris disebut Intelligence dan dalam Bahasa Arab disebut Al Dzaka , menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemampuan (Al Qudrah) dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna. Menurut Thorndike sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan pendapatnya bahwa, “Intelligence is demonstrable in ability of the individual to make good responses from the stand point of truth or fact”.       Spritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai moral, dan rasa memiliki. Ia memberi  arti bagi kehidupan tentang kepercayaan mengenai adanya kemampuan non fisik yang lebih besar daripada kekuatan diri.       Dari pengertian kecerdasan dan spiritual yang telah dipaparkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual yaitu kemampuan seseorang untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan nilai, batin, ...

Review Jurnal

Penulis            : Naomi  Srie Kusumastutie dan Faturochman Tahun              : 2004 Judul              : ANALISIS GENDER PADA IKLAN TELEVISI  DENGAN                      METODE  SEMIOTIKA Abstract Commercials on television  are  dominated  by   sexism  view  rather than  gender sensitive persperctives. This study explores gender-related problem of commercials on  television by applying  semiotic approach. It was designed to analyze the content of selected commercials which were sexism, semi-sexism and  non-sexism. The result shows that semiotic is an approptiate method  to identify gender  issues. As a relatively new  method  to  s...