Cuci darah atau
Hemodialisis
adalah suatu proses penyaringan darah yang dilakukan oleh mesin. Kapan dan
kenapa harus dilakukan? Cuci darah biasanya dilakukan pada penderita yang
mengalami gagal ginjal. Jadi proses Cuci darah itu dilakukan untuk menggantikan
fungsi ginjal yang sudah rusak.
Ada
dua macam cuci darah, yakni hemodialisis dan dialisis peritoneal. Prinsipnya,
pada proses dialisis, darah akan dialirkan ke luar tubuh dan disaring. Kemudian
darah yang telah disaring dialirkan kembali ke dalam tubuh. Pada hemodialisis,
proses penyaringan dilakukan oleh suatu mesin dialisis yang disebut dengan
membran dialisis. Jenis dialisis ini yang banyak dilakukan di Indonesia.
Sedangkan pada dialisis peritoneal, jaringan tubuh pasien sendiri bagian
abdomen (perut) yang digunakan sebagai penyaring. Biasanya dialisis dilakukan
2-3 kali seminggu selama masing-masing 4-5 jam tiap kali proses.
Fungsi
ginjal yang utama adalah menyaring
darah kotor atau darah yang sudah tercampur oleh sisa metabolisme tubuh. Hasil
dari saringan tadi dikeluarkan melalui urine atau air seni. Sedangkan darah
yang sudah bersih setelah disaring tadi dikembalikan ke tubuh. Bila ginjal tadi
rusak, otomatis sisa metabolisme dan air tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dan
bila mencapai kadar tertentu sisa metabolisme itu dapat meracuni tubuh sampai
mengakibatkan kerusakan jaringan yang akhirnya dapat menimbulkan kematian. Jadi
kalau sudah mengalami gagal ginjal atau ginjalnya rusak diperlukan proses Cuci
darah tadi.
Pada
cuci darah ini fungsi ginjal digantikan oleh mesin, darah yang berasal dari
pembuluh darah dimasukkan ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin
tadi atau disebut Dializer. Didalam Dializer ini darah akan mengalami
penyaringan yang dilakukan oleh membran, sampah hasil saringan ini akan
dicampur dengan larutan yang disebut dialisat, dan dibuang untuk selanjutnya
diganti dengan cairan dialisat yang baru. Kemudian darah yang sudah disaring
dan bersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Meskipun proses ini mempunyai
fungsi seperti ginjal tetapi hanya bisa menggantikan fungsi ginjal normal
sebesar 10% saja.
Untuk gagal ginjal akut, biasanya
dilakukan cuci darah sambil menunggu perbaikan fungsi ginjalnya, sedangkan
untuk gagal ginjal kronik, harus dilakukan terus menerus, biasanya 3 kali
seminggu dan setiap kali proses berlangsung sekitar 3-5 jam. Yang harus
dipikirkan adalah biayanya yang cukup besar dan mempunyai efek samping yang
cukup banyak seperti tekanan darah rendah, pembekuan darah, infeksi, sakit
kepala, mual, muntah, anemia, kram otot, dan detak jantung tidak teratur.
Alternatif lain bagi penderita gagal ginjal kronik adalah melakukan cangkok
ginjal apabila tidak ingin melakukan cuci darah terus menerus, tetapi proses
pencangkokan ginjal ini sangat rumit sekali dan yang pasti memakan biaya yang
besar sekali, karena itu sayangilah ginjal anda dan jagalah selalu agar tetap
sehat.
Komentar